Wisata di Bali - Alvaro Transport

Wisata di Bali - Alvaro Transport

Bali memang sebuah pulau yang luasnya tak sampai 1/300 wilayah negara Indonesia. Namun jangan ragukan reputasi tempat wisata di Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia di mata dunia, ya. Emang sepopuler apa sih? Jawabannya bisa didapat di artikel ini.

Bulan Maret 2017, Pulau Dewata ini baru saja menerima sebuah penghargaan yang cukup membanggakan dari sebuah situs wisata terkenal, yaitu TripAdvisor.

Bali memenangkan penghargaan traveller’s choice award sebagai pulau terbaik tahun 2017 mengalahkan beberapa objek wisata berkelas dunia seperti London, Roma, New York, Barcelona dan lain lainnya.

Mendengar semua itu, pasti kamu berpikir kecantikan pulau inilah yang membuatnya terpilih sebagai pulau terbaik. Namun tahukah kamu kecantikan macam apa yang ditawarkan pulau yang berjuluk Pulau yang Damai ini?

Nah kalau penasaran, berikut ini beberapa ulasan singkat tentang tempat wisata di Bali yang perlu kamu ketahui. Simak di sini yuk!

Mengenal Provinsi Bali

Sebelum kita membahas tentang keindahan tempat wisata di Bali, kita akan membahas terlebih dahulu tentang letak pembagian wilayah dari pulau yang letaknya bersebelahan dengan pulau Nusa Tenggara ini.

Bali adalah sebuah daerah dengan sejarah yang amat panjang. Daerah ini sudah mulai didiami sekitar abad 2000 sebelum masehi oleh para bangsa Austronesia. Pada abad ke-8 para pendatang membawa kebudayaan Hindu yang sangat kental ke sini.

Pernikahan salah satu putri pendiri kerajaan Majapahit yang bercorak Hindu – Budha dengan salah raja Bali bernama Udayana Warmadewa semakin memperkuat paham Shivaisme di daerah ini. Shivaisme sendiri adalah salah satu paham tradisi dalam kepercayaan umat Hindu.

Tak mengherankan bila agama Hindu menjadi agama mayoritas yang dianut oleh hampir 84% masyarakat yang mendiami wilayah yang memiliki kepadatan penduduk sebanyak 740 jiwa/ km2 ini.

Dengan luas wilayah sekitar 5.780 km2 ini, bagian Indonesia yang terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok ini terbagi menjadi 9 kabupaten yaitu Jembrana, Badung, Tabanan, Klungkung, Denpasar, Gianyar, Karangasem, Bangli dan Buleleng.

Lokasi Bali berbatasan dengan perairan seperti Laut Bali di sebelah utara dan Samudra Indonesia di sebelah selatan. Lalu di sebelah barat ada Selat Bali dan Selat Lombok di sebelah timur.

Tak mengherankan kalau kamu bisa dengan mudah menemukan tempat wisata pantai di pulau ini.

Iklim dan Cuaca

Karena terletak di garis khatulistiwa, iklim di sini tergolong berjenis tropis hangat dengan temperatur udara sekitar 20 – 30 °C. Untuk musim, sama seperti kota kota lain di Indonesia seperti Bandung, Bali dipengaruhi dua musim: kemarau dan penghujan.

Musim hujan datang sekitar bulan Oktober sampai April. Ketika mendekati bulan November – Desember, cuaca sering tak menentu dan curah hujan bertambah tinggi.

Jadi disarankan kamu menghindari berwisata di pantai apabila mengunjungi Bali pada bulan bulan tersebut.

Sedangkan musim kemarau sendiri datang sekitar Mei sampai September. Namun patokan tersebut mungkin tidak berpengaruh terhadap beberapa tempat wisata di Bali yang dekat dengan gunung seperti Kintamani atau Ubud.

Di area dekat pegunungan, hujan turun hampir sepanjang tahun. Sama seperti Kota Malang, cuaca menjadi lebih dingin dibanding dengan wilayah lainnya. Cuaca akan lebih ekstrim ketika malam, dimana suhu udara bisa mencapai 15 °C.

Budaya Menarik

Budaya adalah satu hal yang tak bisa dipisahkan dari keberadaan objek wisata di Bali. Oleh karena itu kali ini kita akan mengulas hal hal menarik apa aja sih yang ada di destinasi piknik yang berjuluk “Morning of The World” ini.

1. Sebutan Pulau Dewata

Sebutan “Pulau Dewata” sering digunakan bila membahas tentang tempat tempat wisata di Bali. Tahukah kamu darimana asalnya julukan tersebut? Julukan ini terilhami dari kepercayaan spiritual masyarakat pulau ini.

Dalam kebudayaan Bali kuno, dikenal lah sembilan sekte Hindu yaitu Siwa Shidanta, Brahma, Bhairawa, Pasupata, Bodha, Waisnawa, Sora, Ganapatya, dan Resi. Tiap sekte memiliki dewa masing masing.

Masyarakat setempat menyebut “para dewa” dengan sebutan dewata. Dari situlah julukan Pulau Dewata muncul dan identik dengan Bali.

Inilah jawaban mengapa banyak daerah di Indonesia yang menganut paham yang sama dengan Bali, yaitu politeisme. Namun, yang dijuluki tempat para dewa hanya pulau ini.

2. Upacara Pembakaran Mayat (Ngaben)

Sama seperti Kota Jogja, Bali adalah daerah yang masih sangat menjunjung tinggi adat istiadat. Salah satu upacara adat yang sangat terkenal dari pulau ini adalah Ngaben atau upacara pembakaran mayat.

Masyarakat daerah ini percaya bahwa orang yang telah meninggal belum sepenuhnya diterima di alam baka. Rohnya harus dipisahkan dulu dengan jasadnya sehingga ia bisa diterima di alam baka.

Pemisahan tersebut harus melalui penyucian dengan dibakar dalam api suci. Pembakaran tersebut dilakukan dalam upacara besar besaran layaknya upacara pernikahan, dan tak boleh ada air mata selama prosesi.

Untuk orang kaya atau yang berkasta tinggi, Ngaben bisa dilaksanakan selama 3 hari atau lebih. Untuk hari pelaksanaannya pun tak bisa main main, harus ditentukan berdasarkan perhitungan ala kepercayaan yang dianut.

Selama menunggu hari baik tersebut, mayat akan dikubur terlebih dahulu di suatu tempat bernama Pura Prajapati.

Karena memakan biaya yang sangat banyak, bagi masyarakat yang kurang mampu, mereka biasanya mengikuti upacara Ngaben massal yang diadakan oleh komunitas warga setempat.

Selama prosesi, akan ada banyak sekali sesaji dan musik musik pengiring yang mengiringi. Peserta upacara pun tak ada yang berpakaian hitam layaknya orang berkabung.

Setelah 12 hari setelah mayat dibakar, pihak keluarga akan menaruh abu jenazah di tempurung kelapa untuk dihanyutkan ke laut. Tujuannya agar orang yang meninggal tersebut bisa kembali ke alam, tempat ia berasal.

3. Aturan Penamaan Seseorang

Tradisi masyarakat bali benar benar diterapkan dalam segala segi kehidupan, salah satunya penamaan seseorang. Hanya dengan melihat nama, kita bisa tahu kasta sosialnya, jenis kelamin dan anak urutan ke berapa di keluarga.

Untuk laki laki disematkan kata “I” dalam namanya, sedangkan untuk perempuan “Ni”.

Untuk pria anak pertama diberi nama “Wayan” (untuk bangsawan), “Putu” atau “Gede”, anak kedua “Made”, anak ketiga “Nyoman” atau “Komang” sedangkan anak keempat disisipi nama “Ketut”.

Untuk anak perempuan, penamaannya sama seperti anak lelaki hanya saja didepannya ditambahi kata “Luh”. Lalu anak kedua diberi nama “Kadek” sedangkan anak ketiga dan keempat sama dengan aturan penamaan anak laki laki.

Aturan penamaan seseorang hanya diatur sampai anak keempat saja. Untuk anak kelima, maka penamaan akan kembali ke aturan untuk menamai anak pertama lagi dan begitu seterusnya.

Pemberian nama juga disesuaikan dengan kasta. Untuk kasta Brahmana (rohaniawan) nama yang sering dipakai adalah Ida Bagus (laki – laki) dan Ida Ayu (perempuan).

Untuk kasta ksatria (keluarga bangsawan, pejabat atau pemegang otoritas), Anak Agung, Gusti, dan Cokorda adalah nama yang sering diberikan untuk anak laki-laki. Sedangkan Dewa Ayu, Dewa, atau Desak diberikan untuk anak perempuan.

Untuk golongan waisya (pedagang/pengusaha), biasanya mereka menggunakan nama Sang, Si, atau Ngakan untuk anak laki laki dan perempuan. Namun saat ini, banyak keturunan golongan waisya yang tak memakai nama ini karena kebanyakan mereka tak melulu bekerja di sektor wirausaha.

Transportasi Menuju Ke Bali

Ada banyak cara yang bisa kamu tempuh bila kamu berencana ingin berkelana ke berbagai tempat wisata di Bali. Baik itu melalui jalan darat, laut, maupun udara. Simak ulasannya di bawah ini ya.

1. Kendaraan Pribadi

Walaupun tempat yang berjuluk Pulau Kedamaian ini dikelilingi oleh laut, bukan berarti kamu tak bisa mengendarai mobil sendiri untuk kemari.

Untuk kamu yang berdomisili di daerah Jakarta, Bogor dan daerah Jawa Barat lainnya, kamu bisa ambil rute yang menuju ke tol Palimanan – Tegal – Kendal – Semarang – Kudus – Rembang – Tuban.

Dari sini, ambil jalur menuju ke Gresik – Surabaya – Probolingo – Situbondo – Banyuwangi (Pel. Ketapang). Dari Ketapang, kamu bisa naik feri yang akan membawamu ke Pelabuhan Gilimanuk Bali.

Namun bila kamu berdomisili di daerah sekitar Solo atau Jogja, kamu bisa ambil jalur yang menuju kota Sragen nanti diteruskan menuju – Ngawi – Jombang – Sidoarjo – Pasuruan – Probolongo – Situbondo – Banyuwangi (Ketapang untuk naik feri) – Gilimanuk.

Jika menggunakan kendaraan pribadi, pastikan kamu sudah mengecek sistem keamanan mobil seperti rem, mesin, ban dan lainnya. Selain makanan, bawalah multivitamin karena perjalanan yang ditempuh paling tidak membutuhkan waktu lebih dari 10 jam.

Jika perlu, sertakan 1 sopir cadangan juga untuk bergantian mengemudi. Pastikan juga kamu memiliki (dan bisa membaca) peta tempat wisata di Bali atau aplikasi peta online agar tidak tersesat.

Siapkan identitas diri dan surat kelengkapan mobil karena petugas pelabuhan akan menanyakannya ketika kamu masuk dan keluar pelabuhan.

2. Bus Akap

Kebanyakan turis domestik menjelajah objek wisata Bali menggunakan bus wisata, bukan bus umum. Oleh karena itu keberadaan terminal di pulau ini tak sepopuler pelabuhan atau bandara. Namun tak berarti, terminalnya tak bisa dijangkau.

Dulu Terminal Ubung yang terletak di kota Denpasar dijadikan terminal utama di Bali. Namun sejak Oktober 2017, terminal tersebut mengalami pengalihfungsian karena tindakan kasar para calo pada penumpang.

Pemerintah daerah pun akhirnya memutuskan bahwa semua bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) akan berhenti di Terminal Mengwi, yang terletak di kabupaten Badung, sebagai terminal utama.

Untuk harga tiket busnya sendiri, seperti kita ketahui harganya akan berubah mengikuti jarak tempuhnya. Untuk tiket bus Semarang – Bali misalnya, dibandrol sekitar Rp280.000.

3. Kapal Feri

Moda transportasi ini biasanya digunakan bagi mereka pengguna transportasi darat seperti pengguna bus, mobil, atau sepeda motor. Semua jalur laut tujuan Bali pasti akan berlabuh ke Pelabuhan Gilimanuk.

Pelabuhan ini terbuka selama 24 jam penuh. Tiket kapal feri dibedakan berdasarkan jenis kendaraan yang diklasifikasikan berdasarkan huruf dan jenis kendaraan penumpang atau barang.

Golongan terkecil adalah golongan I yaitu sepeda dengan kisaran tarif senilai Rp8.500, sedangkan yang terbesar adalah golongan XIB yaitu trailer dengan tarif sebesar Rp1.104.000.

Kapal berangkat setiap 15 menit. Hanya saja, karena antrian yang panjang, mungkin kamu harus pintar pintar memilih waktu menyeberang yang tepat.

4. Pesawat

Inilah moda transportasi yang paling digemari bagi mereka yang ingin menjelajah berbagai tempat wisata di Bali. Semua pesawat akan mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai yang terletak di sebelah selatan Denpasar.

Bandara ini merupakan bandara tersibuk kedua setelah Bandara Soekarno – Hatta Cengkareng. Tak heran, karena bandara Ngurah Rai melayani penerbangan internasional dari dan menuju beberapa negara di luar negeri.

Selain Bandara Ngurah Rai, ada juga lapangan terbang Lt. Col Wisnu Airfield atau lapangan terbang Letkol. Wisnu. Orang orang setempat biasa menyebutnya Bandara Buleleng.

Bandara ini terletak di Desa Sumberkima Buleleng, sebelah barat laut Bali. Karena kecilnya landasan pacu, pesawat yang bisa mendarat di sini hanya pesawat pribadi dan pesawat berjenis Cesna.

Bandara ini juga tak buka 24 jam. Bandara ini hanya melayani penerbangan sekitar pukul 7 pagi sampai 4 sore, Senin – Minggu. Tujuan dari dibangunnya bandara ini adalah agar para turis bisa menjangkau tempat wisata di Bali yang terpencil.

Transportasi dalam Kota untuk Wisata di Bali

Pulau Dewata memiliki berbagai macam moda transportasi yang bisa kamu gunakan untuk berkeliling tempat wisata di Bali. Apa saja? Simak infonya yuk.

1. Bus Trans Sarbagita

Sama seperti BRT di Semarang, Bali juga punya bus trans. Dari 17 koridor yang direncanakan, baru 2 koridor yang beroperasi yaitu Koridor I Gor Ngurah Rai – Kamboja dan Koridor II Terminal Batubulan – Bypass Ngurah Rai – Nusa Dua.

Jam operasinya dimulai dari pukul 05.30 – 21.00 WITA. Dengan Rp3.500 kamu bisa berkeliling berbagai objek wisata Bali dengan murah.

2. Kura Kura Bus

Bila ingin menjelajah berbagai objek wisata Bali dengan nyaman, Kura Kura Bus bisa jadi pilihan. Bentuknya seperti minibus dengan dominasi warna kuning dan hijau.

Bus ini melayani 5 rute menuju tempat wisata di Bali seperti Kuta, Legian, Seminyak, Ubud, Sanur, Jimbaran, Nusa Dua, dan selatan Nusa Dua. Walaupun bus umum, namun ia tak bisa berhenti di sembarang tempat.

Bus ini hanya mengangkut penumpang di mall dan hotel yang bekerja sama dengannya saja. Pembelian tiket bisa dilakukan di tempat tempat yang ditunjuk oleh agen bus ini, dan informasi tentang itu bisa kamu dapat di website resmi Kura Kura Bus.

Untuk tiket, ada 3 sistem pembelian. Pertama, kamu bisa beli Kura Kura tiket/koin untuk single trip mulai dari harga Rp20.000/orang untuk jarak terdekat yaitu Kuta, Legian, dan Seminyak.

Yang kedua adalah sistem Day Pass seharga Rp150.000 (3 hari) dan Rp250.000 (7 hari) dimana kamu bisa bebas naik rute mana saja selama hari yang ditentukan.

Dengan harga tersebut kamu bisa menikmati perjalanan di bus yang terjaga kebersihannya serta dilengkapi berbagai fasilitas seperti AC, LCD, Wifi gratis, colokan, bagasi (terbatas) dan informasi wisata berbasis audio.

3. Komotra

Komotra adalah sejenis minibus yang bisa ditemui di Central Parkir daerah Kuta. Ciri khasnya adalah adanya corak warna warni yang meriah di badan kendaraannya.

Central Parkir adalah tempat dimana para bus wisata atau van turis biasa menurunkan penumpang. Bus besar dilarang menjangkau kawasan jalanan Kuta karena akan menyebabkan kemacetan. Komotra inilah yang nantinya akan mengantar penumpang ke objek wisata Bali di Kuta.

Sebetulnya jarak antara Central Parkir dengan pantai tak terlalu jauh, yaitu 1,7 km yang bisa ditempuh dengan jalan kaki. Namun bila kamu sudah capek mengunjungi banyak objek wisata Bali, Komotra bisa kamu pilih untuk mengurangi lelah.

Biaya yang dikenakan sekitar Rp10.000/orang.  Selain menuju pantai, komotra juga melayani rute di sekitar daerah Legian dan Seminyak.

Komotra tergolong murah, hanya saja kamu harus rela lama menunggu dan berdesak desakan. Biasanya si sopir baru mau berangkat bila penuh, bahkan melebihi muatan. Dan biasanya sopir komotra tidak seramah sopir angkutan di Jawa. Tapi tidak semuanya begitu.

4. Mobil Sewaan

Berencana mengunjungi tempat wisata unik di Bali? Kayaknya bakal susah kalau naik angkutan umum, apalagi kalau perginya rombongan. Kalau begini, menyewa mobil bisa jadi solusi terbaik.

Banyak agen penyewaan mobil yang bisa kamu kunjungi. Sebelum menyewa, kamu akan ditanya tentang data diri dan kelengkapan mengemudi. Harga sewa sendiri berkisar mulai dari Rp250.000/24 jam tanpa sopir dan belum termasuk bahan bakar.

Bila menempuh cara ini, pastikan kamu sudah tahu rute tempat wisata di Bali yang akan kamu kunjungi ya. Biar waktumu tak dihabiskan dengan berputar putar karena tersesat.

5. Motor Sewa

Buat yang punya jiwa petualang, kayaknya menyewa motor bisa memenuhi hasrat petualanganmu. Syaratnya hampir sama dengan penyewaan mobil, hanya saja biayanya lebih murah, sekitar Rp40.000/hari. Kamu juga bisa sewa mingguan.

Bila tak ingin repot, kamu bisa memilih rental motor yang dekat dengan hotel/penginapan. Karena biasanya jasa antar jemput ini hanya bisa dilayani dalam radius 3 KM saja.

Disarankan juga untuk memilih jalur udara bila ingin ke pulau ini karena kebanyakan sewa motor atau mobil terletak di sekitar bandara.

6. Taksi

Bila kamu punya budget lebih, kamu bisa naik taksi menuju berbagai tempat wisata di Bali. Hanya saja, pastikan yang ber-argo biar murah. Namun, bila kamu naik taksi di atas jam 12, mungkin akan sulit menemui taksi ber-argo sehingga kamu harus pintar menawar.

Hanya saja kalau naik taksi, kamu musti siap uang banyak. Karena jalanan di Bali tergolong sempit dan sangat padat sehingga kendaraan sering terjebak macet. Itu bakal membuat argo taksimu membengkak.

Kalau kepepet, mungkin kamu bisa coba jasa taksi online yang tarifnya sudah pasti.